Senin, 18 Januari 2010

Aksi menentang busana minim



Baru baca majalah tarbawi ada artikel mengenai “aksi menentang busana minim”. Jadi teringat saat situasi di Negara sendiri pada waktu pengesahan UU anti pornografi yang penuh dengan pro dan kontra. Tapi saat ini saya tidak membahas hal itu, melainkan menceritakan kembali perjuangan para kaum pemuda di negara yang bertetanggaan dengan Negara-negara mayoritas Islam yaitu Negara Qatar dalam menentang datangnya kehidupan hedonis dan penuh liberalisme.



Ternyata untuk menentang hal-hal seperti “aksi menentang busana minim” tersebut tidak hanya di Indonesia yang notabennya hamper 90% beragama muslim tapi ini juga perjuangan bagi Negara Arab yang terus merasakan dilema akibat merebaknya perkembangan zaman.

Misalnya saja Negara Qatar……
negara ini yang memiliki banyak musim. Ada musim dingin, musim jeda, dan musim panas. Dalam bergantinya musim, di Negara Qatar sudah memiliki tren dalam berpakaian untuk menyesuaikan segala kondisi musim. Misalnya saja musim dingin yang memakai jaket, klo musim jeda memakai yang serba santai celana, t-shirt sedangkan ketika sudah musim panas tren celana pendek dan tank top merebak, hingga jalan-jalan trotoar dipenuhi wanita-wanita berpakaian minim bertebaran.

Suasana ini lah yang yang menjadi indikator sebagian warga asli Qatar untuk mengubah tren-tren berpakaian untuk para wanita agar di segala kondisi dapat menutupkan auratnya.
Mereka yang sebagian kaum pemuda berkampanyekan melalui internet yaitu dengan tema “kampanye memerangi pakaian minim”. Menurut para aktifis gerakan moral tujuan mereka agar menghimbau kaum hawa untuk tidak sembarangan mengenakan pakaian yang bertabrakan dengan tradisi dan agama masyarakat Qatar.

Qatar merupakan sebuah emirat di Timur Tengah yang terletak disebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab. Batasnya diselatan adalah Arab Saudi dan sisanya dibatasi Teluk Persia. Meski berada di kawasan Arab, hukumnya di Qatar cenderung lebih bebas dan liberal. Di bawah kepemimpinan Emir Qatar, Hamad bin Khlaifah Al Thani, Qatar mengalami modernisasi dan liberalisasi. Seperti misalnya, alkohol diperbolehkan dalam jumlah terbatas, untuk kalangan ekspatriat yang memang sangat banyak disana. Yang mengejutkan seperti dilansir Islamonline, saat ini Qatar ditinggali oleh sekitar 1,6 juta orang, tapi mayoritasnya adalah orang asing. Yang menjadi penduduk asli di Qatar hanya 20 % saja. Ehm tantangan bagi masyarakat asli dalam menghadapi kondisi serba bebas akibat dari masyarakat pendatang.

Untuk itu dalam mengkampanyekan menutup aurat, dibukanya situs-situs didunia maya salah satu thread. Salah satunya pemudi Qatar yang mengatakan “kita harus bahu membahu memelihara diri, para pemuda dan kaum wanita untuk menolak bahaya fitnah itu. Kami berdiri dalam sisi yang positif, menentang dan menolak semua orang yang berpakaian “telanjang”,agar kami bisa memelihara masyarakat kami dari semua yang berakibat buruk bagi individu kami yang merusak rasa malu”.

Usaha-usaha ini harus diacungkan jempol karena klo bukan masyarakat asli siapa lagi yang harus memerangi. Untuk itu saya pun stuju dalam mengkampanyekan anti pakaian minim n seksi………….

0 komentar:

Posting Komentar

 

BaHaGia SaaT SaKiT Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice