Sabtu, 30 Januari 2010

Suami yang banyak ngeluh !



Saat ini banyak suami-suami mengeluhkan tentang kondisi seorang istri yang hanya bisa menghabiskan uang untuk belanja kebutuhan keluarga dan kerja hanya beres-beres rumah, ngurus anak dan sebagainya. Mereka menganggap bahwa suami-suami sudah pontang panting mengais rezeki, dari pagi hingga malam di luar rumah, kepanasan, kehujanan,,, wah campur aduk deh. Tapi gimana ceritanya yah klo keluhan itu kita balas sebagai istri dengan anekdot berikut ini.......coba kita lihat !

Do’a Suami

Seorang lelaki berdoa, “Oh Tuhan, saya nggak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri enak-enakkan dirumah. Saya ingin memberi pelajaran, tolong ubahlah saya jadi istri dan ia menjadi suami.”

Tuhan merasa simpati dan mengabulkan do’anya. Dan keesokan pagi, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri dan terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan, kemudian mengurus kedua anaknya bersiap-siap ke sekolah. Terus ia memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci.

Setelah suami dan anak tertua berangkat, ia mengantar si bungsu ke sekolah taman kanak-kanak. Pulang dari TK, ia mampir ke pasar untuk berbelanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian kemudian memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring-piring dan peralatan yang telah dipakai memasak untuk sarapan tadi pagi. Bagitu anaknya yang pertama pulang. Ia makan siang bersama kedua buah hatinya.

Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayat listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anak segera tidur siang. Dan ia cepat-cepat pergi ke bank terdekat membayar tagihan. Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televise. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah ia membantu mereka belajar dan mengerjakan PR.

Jam sembilan ia sangat kelelahan dan ingin tidur lelap walaupun masih banyak pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang belum beres. Syukurlah, anak-anak sudah tenang. Mau istirahat, Nih…….....alhamdulilah! ternyata ...….aduh! Giliran bapaknya anak-anak yang nggak tenang. Yah lembur lagi, deh!

Dua hari menjalani peran sebagai istri ia benar-benar kapok. Sekali lagi ia berdo’a,

Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku ngga kuat menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi.”


Tuhan menjawab, “Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang HAMIL!”

Ha…..ha………ha……..kena batunya, deh !


Istri yang rumahan kurang dihargai suami? Maaf, memangnya ada jaminan wanita karir lebih di hormati ?. Aslinya, suami istri wajib saling menghargai, apa pun dan siapa pun pasangan cintanya. Keterlaluan laki-laki yang ngeremehin istri yang seratus persen ibu rumah tangga. Coba kalau dia gaji pembantu untuk mengerjakan semua urusan istri, berapa banyak rupiah yang bakal melayang? Belum lagi pengorbanan bathin istri yang tiada tara, mana mungkin tergantikan sama materi.

Kalau suami menghargai istri yang pinter nyari uang, ketahuan tuh, matre banget ! Giliran ada untung materi matanya hijau pekat, uang ngga ada lantas istri di aniaya. Dasar mata duitan! Laki-laki macam itu ngga pantas di hargai. Jangan pernah menilai harkat manusia dari sudut pandang materi. Perlu diingat bahwa pernikahan bukan lading bisnis. Kalau judulnya nikah, ngga halal menghitung unutk rugi bersamanya. Itu namanya penghianatan terhadap cinta. Kejaaaaammmmmmmmmm !

So, kalau urusan harga menghargai itu masalahnya kembali pada akhlak suami. Nggak ada sangkut pautnya sama berkarir atau ngganya istri. Sekali lagi, hati-hati memilih pasangan,. Pilih yang bagus akhlaknya agar selamat dunia akhirat.

2 komentar:

Puji Antoro on 1 Februari 2010 pukul 21.30 mengatakan...

seperti saya,hehehe

melly on 6 Februari 2010 pukul 19.24 mengatakan...

amin pak pujiantoro.

salam blogger,,,

Posting Komentar

 

BaHaGia SaaT SaKiT Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice