Rabu, 13 Mei 2009

Wanita Memang Aneh


Wanita pada dasarnya punya jiwa yang labih banget, bahkan mereka memiliki moment tertentu untuk labil, secara rutin. Yup, masa-masa haid adalah salah satunya. Kelabilan itu akan kian mengental saat ditodong pertanyaan mengenai pernikahan……
Menurut saya, wanita memiliki tiga masa dalam hal ini ; perihal penantian tanpa kepastian tentang hari dimana seseorang hadir meminangnya, kedatangan pangeran berkuda sembrani yang akan ditemaninya menempuh liku-liku kehidupan dan penantian berupa impian dan harapan yang selalu menghantui ketentraman batinnya. Ibarat peluru yang selalu siap memberondong setiap saat “kapan, nih?’ atau perasaan sedih yang menggayuti wajahnya di saat satu persatu sahabat mengirim undangan.


Masa kedua yaitu 25-29 tahun, suatu masa saat seorang wanita telah mandiri. Usaha yang dirintis memberikan kenikmatan sendiri baginya, kemandirian dan kematangan sudah menjadi menguatkan jiwanya. Rasa percaya diri pun menebal. Ketika seorang pemuda mengajukan ikatan cinta, pertanyaan mengalir deras, “Siapakah yang berani menawarkan masa depan? Bagaimana kemapanannya? Apakah aku akan tetap memperoleh kebahagiaan bersama pria itu?”

Perempuan pada fase ini nggak begitu selektif menilai siapa yang datang, nggak banyak bertanya apalagi menuntut. Mereka sudah kalah dengan pertanyaan mengenai kesiapan diri sendiri, siapakah aku?’

Masa kedua yaitu 25-29 tahun, suatu masa saat seorang wanita telah mandiri. Usaha yang dirintis memberikan kenikmatan sendiri baginya, kemandirian dan kematangan sudah menjadi menguatkan jiwanya. Rasa percaya diri pun menebal. Ketika seorang pemuda mengajukan ikatan cinta, pertanyaan mengalir deras, “Siapakah yang berani menawarkan masa depan? Bagaimana kemapanannya? Apakah aku akan tetap memperoleh kebahagiaan bersama pria itu?”

Pada situasi ini wanita lebih jeli menilai calonnya. Berani berspekulasi dengan ruang dan waktu. Mumpung lagi pede!

Masa ketiga pada masa usia kepala tiga, seorang wanita sangat labil ketika hal-hal yang berbau pernikahan lewat di hadapannya. Pada usai saat matang nggak jua ada seorang arjuna yang menoleh kepadanya. Sementara daya hidup yang dijalani mulai dihantui perasaan kekurangan.

Sebagai perempuan ia merasa nggak sempurna tanpa keluarga tercinta. Pada situasi beginilah dia akan sikat habis siapa saja yang datang, Nyaris tanpa pikir panjang, lekas menyambar tawaran yang masuk. Pertanyaannya bukan lagi siapa aku atau siapa dia, namun berubah drastic menjadi “Siapa aja, deh?”

Pada kondisi terakhir kita melihat begitu banyak fenomena yang mengiris hati. Ada keperihan yang merajam kepekaan. Betapa panjang deretan ihkwan yang ngga siap diri untuk bersegera, padahal wanita merupakan jiwa-jiwa yang rentan. Apalagi banyak dari kalangan akhwat yang telah berumur lebih dari 30 tahun, bayangkan….

Siapa lagi yang akan mereka dampingi selain para ikhwan itu sendiri. Dengan kondisi yang demikian sangat mungkinkan kita bakal kehilangan kader yang baik. Rumus, Siapa aja, deh !” membuka peluang besar mereka bersanding bersama orang yang nggak sefikrah, hanya dengan alasan demi menjaga kesucian diri.





0 komentar:

Posting Komentar

 

BaHaGia SaaT SaKiT Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice