Sabtu, 23 Mei 2009

Mengapa Harus Berbohong Tentang Umur…



Seringkali saya memperhatikan banyak wanita yang secara sengaja memperlihatkan dirinya yang berbeda dengan biasanya, yang ditonjolkan dengan cara bicara dan berpakaian. Saya secara jujur kurang simpatik ketika banyak wanita-wanita yang sudah diatas saya, yah bisa dibilang menjadi orang tua saya berpakaian sangat minim, ketat dan berbicara tidak bertutur lembut melainkan cuek dan kasar. Walaupun mengupayakan diri untuk menjadi pribadi yang bisa diterima oleh semua umur tidak dengan cara mengubah yang semestinya menjadi teladan anak-anak yang melihat dan memperhatikannya.

Lingkungan sosial dimana kita berada akan selalu menyimpulkan sesuatu tentang diri kita, termasuk umur kita sekaligus mengharapkan kita berprilaku sesuai dengan kesimpulan mereka tentang umur klender yang mereka perkirakan sudah kita lalui. Dan seringkali mau tidak mau kesimpulan mereka tersebut justru menjadi salah satu sumber tekanan sosial tertentu. Kita tampil sering terpaksa dan harus tampil dan berprilaku sebagai seseorang dalam usia/tahap perkembangan tertentu yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ingin kita tampilkan dan apa yang sebenarnya mampu kita tampilkan.
Banyak kasus dari wanita-wanita yang secara sengaja menampilkan dirinya lebih muda dari sepantar umurnya.
Tentunya banyak penyebab perempuan seolah dituntut untuk berbohong tentang umur sebagai berikut :
Pertama, bisa disebabkan oleh tuntutan karier, karena pada kenyataanya diskriminasi umur sangat berperan dalam seleksi karyawati. Banyak perkerjaan yang lebih mengutamakan penampilan fisik daripada kemampuan intelektual dan kebijakan, sehingga sering aspek kemampuan dan pengalaman tidak menjadi pertimbangan, dan seleksi karyawati. Muda, cantik, langsing, menarik, sedikit genit dan sedikit kemampuan verbalisasi sering menjadi modal awal seseorang untuk cepat mendapatkan perkerjaan. Tuntutan kualifikasi berdasar diskriminasi umur ini memang tidak terlampau berlaku pada pria, sehingga hal ini lebih banyak mengena pada perempuan.

Kedua, perempuan mungkin saja merasa nyaman dengan umur 40 tahun lebih, namun mereka akan meresa pada umur tersebut tubuh dan penampilan fisiknya maka keputusan untuk operasi plastic, menghilangkan kerutan muka, dan sebagainya dengan berbagai upaya dilakukan.

Ketiga, perempuan terpaksa berbohong dalam hal umur karena banyak hal yang hilang pada perempuan oleh bertambahnya umur. Hal ini terkait dengan kecenderungan social untuk lebih menempatkan aspek kemudaan dan karakteristik penampilan fisik perempuan tertentu sebagai komoditas. Banyak iklan yang menawarkan krim perawat kulit guna menghindarkan diri dari keriput, krim pemutih kulit, pil pelangsing tubuh dengan menggunakan peragawati muda usia yang cantik, langsing dan berkulit putih sebagai modal iklannya. Kondisi ini membuat keadaan seperti seolah tidak ada tempat bagi orang yang sudah berumur, berbadan besar, gemuk, apalagi bila sekaligus ia juga berkulit hitam. Maka berlomba-lombalah para perempuan mendatangi salon kecantikan untuk mengubah bagian fisik agar paling tidak mendekati kualifikasi penampilan fisik seperti “harapan” lingkungan social tersebut.

Terlepas dari keprihatinan para wanita yang berbohong, tentu saja dengan berjalannya waktu kita tidak dapat terhindar dari pertimbangan umur, maka kebohongan-kebohongan lanjut akan harus kita lakukan. Karena, disamping harus berupaya keras mempertahankan perilaku dan penampilan yang tidak selaras dengan umur yang sebenarnya, makin kita akan juga terjerumus dalam peristiwa social yang tidak mengenakkan. Mengapa? Karena sikap konsisten terhadap perilaku dan menampilkan di bawah umur sebenarnya membutuhkan energi mental yang tidak sederhana. Ketegangaan emosional yang menyertai upaya keras tersebut sering membuat kita justru mengalami kegagalan dalam bersikap dan berprilaku kemudaan-kemudaan tersbut secara konsisten. Hal ini akan membuat justru perilaku kita tampak lucu dan tidak wajar, bahkan cenderung “bloon’ (stupid). Contohnya kita yang sering diolok-olok oleh sekeliling kita.

Jadi mengapa kaum perempuan harus berbohong tentang umur?

Yang patut dan seyogyanya dipelajari oleh kaum perempuan adalah memisahkan antara siapa dirinya dan bagaimana penampilan fisiknya. Ketahuila, keyakinan diri kita akan berkembang dari kebohongan akan umur. Biarkanlah umur bertambah, dan banggalah akan pertambahan umur katakanlah 50 tahun, kita akan menjadi lebih baik, lebih matang serta lebih berpengalaman daripada saat kita berusia 25 tahun.

Keterpakuan dan pemusatan perhatian yang berlebihan serta secara berlanjut berupaya keras berpenampilan muda, justru akan menghambat optimilisasi fungsi potensi mental kita yang positif dan bahkan merampas keyakinan diri kita akan dasar kematangan alami yang sebenarnya telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Dengan demikian, kita akan merasa lebih baik dan lebih percaya diri karena tidak perlu harus merasa tetap muda dalam penampilan fisik.

Pancaran dari rasa percaya diri akan terungkap pada penampilan fisik yang lebih selaras dan perilaku yang terintegrasi kepribadian yang mengagumkan. Adalah lebih baik mengakui umur sebagaimana adanya dengan keyakinan diri serta perawatan fisik selaras, maka kita dapat tampil segar dan sehat seolah masih di bawah umur kalender kita, daripada sebaliknya.


0 komentar:

Posting Komentar

 

BaHaGia SaaT SaKiT Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice